Kamis, 20 Desember 2012

Peran Nutrien Nitrogen pada Kejadian Blooming Alga Berbahaya Cochlodinium polykrikoides di Perairan Estuari New York*



*Ulasan jurnal Harmful Algae 17: 64–74 (2012) dengan judul: The Role of Nitrogenous Nutrients in the Occurrence of Harmful Algal Blooms Caused by Cochlodinium polykrikoides in New York Estuaries (USA)



Gambaran Umum Blooming Alga Berbahaya
Blooming terjadi sebagai dampak eutrofikasi berupa peningkatan nutrien di perairan beserta respon lanjutan lainnya dari proses tersebut. Blooming alga berbahaya merupakan ancaman yang signifikan terhadap bidang perikanan, kesehatan masyarakat, dan ekononomi dunia secara luas. Banyak blooming alga berbahaya yang tidak langsung membahayakan organisme, namun beberapa blooming alga lainnya secara langsung dapat bersifat lethal (Gobler et al. 2012). Livingston (2001) menjelaskan bahwa ada tiga bentuk umum yang terjadi pada proses blooming alga berbahaya, yaitu:
1.  Populasi blooming alga yang tidak beracun mencapai konsentrasi tertentu yang akhirnya mempengaruhi faktor lingkungan yang penting, misalnya menyebabkan penurunan oksigen terlarut hingga menghasilkan kondisi kekurangan oksigen terlarut (hipoksia) atau bahkan kondisi tidak ada oksigen terlarut (anoksia).
2.   Blooming alga beracun akan mengintroduksi agen-agen beracun, lalu berasosiasi dengan jejaring makanan dan meluas hingga tingkat trofik teratas (termasuk manusia).
3.  Blooming alga beracun yang memproduksi dan mengeluarkan bahan-bahan yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi populasi yang berasosiasi dengan jejaring makanan. Spesies dari tipe ini umumnya tidak menyebabkan bahaya bagi manusia, akan tetapi berpengaruh negatif pada tumbuhan air dan hewan air lainnya.
Salah satu jenis alga berbahaya adalah Cochlodinium polykrikoides. Spesies ini merupakan dinoflagellata yang dikenal sebagai pembentuk blooming red tide di perairan estuari (Gobler et al. 2012). Beberapa penelitian terkait blooming C. polykrikoides sudah dilakukan, akan tetapi faktor nutrien yang mendukung dan mempercepat proses blooming tersebut belum dikaji dengan baik.

Studi Blooming Cochlodinium polykrikoides
Gobler et al. (2012) telah melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh nutrien nitrogen pada ekologi C. polykrikoides, dinamika spasial dan temporal dari nutrien N, serta kondisi sel C. polykrikoides. Monitoring dilakukan pada beberapa estuari di New York selama tiga tahun.
Laju pemanfaatan bikarbonat dan berbagai jenis nutrien N diduga selama terjadinya blooming C. polykrikoides  (dalam hal ini, blooming didefinisikan sebagai >330 sel/ml). Respon pertumbuhan relatif C. polykrikoides terhadap komunitas fitoplankton diukur selama pengayaan N yang diuji secara bioassay. Selanjutnya, pertumbuhan kinetik C. polykrikoides diuji menggunakan kultur C. polykrikoides yang ditumbuhkan pada empat sumber N (ammonium, asam glutamat, nitrat, dan urea). Asumsi yang diambil adalah pertumbuhan dan respon fotosintesis dari C. polykrikoides dan fitoplankton lainnya selama proses pengayaan nutrien akan menunjukkan hasil bioassay yang berbeda antara bahan N organik dan N anorganik.

Blooming Cochlodinium polykrikoides dan Keberadaan Nutrien Nitrogen
a.    Pengamatan di Lapangan
Selama tiga tahun pengamatan, puncak blooming C. polykrikoides  di estuari New York terjadi di Teluk Great Peconic (55.000 sel/ml). Berdasarkan hasil kompilasi data times series, diperoleh informasi bahwa wilayah perairan yang mengalami blooming C. polykrikoides memiliki konsentrasi N yang pada umumnya rendah (nitrat, ammonium, dan urea).
Wilayah perairan yang mengalami blooming tersebut memiliki konsentrasi silika yang lebih tinggi dan salinitas yang lebih rendah dibandingkan wilayah yang tidak mengalami blooming. Hal ini sesuai dengan pernyataan Riegman (1998) yang diacu dalam Livingston (2001) bahwa blooming alga berbahaya memiliki kaitan dengan dinamika makronutrien di perairan. Pertumbuhan diatom yang berhubungan dengan beban antropogenik N dan P akan dihambat oleh ketersediaan silika. Hal ini dapat menjadi penyebab terhambatnya pertumbuhan kelompok diatom di wilayah tersebut, dan menjadi peluang untuk pertumbuhan C. polykrikoides.
Bahan-bahan N yang dominan diasimilasi oleh komunitas yang didominasi oleh C. polykrikoides (90% sel). Kondisi ini terjadi pada area sungai yang eutrofik, dimana nitrat dan nitrit dalam kondisi mesotrof, wilayah estuari terbuka, serta urea dan asam glutamat mendominasi N uptake.
Mulholland et al. (2009) yang diacu dalam Gobler et al. (2012) menjelaskan bahwa kepadatan C. polykrikoides secara signifikan berhubungan dengan konsentrasi nitrogen organik terlarut (DON). Hal ini dapat terjadi ketika kelompok fitoplankton lainnya tidak ada, konsentrasi DON tinggi, DON dapat mendukung pertumbuhan C. polykrikoides, atau karena komunitas C. polykrikoides yang mendominasi memproduksi DON sebagai hasil pertumbuhan mereka.

  
b.   Percobaan di Laboratorium
Percobaan yang dilakukan pada skala laboratorium memberikan hasil bahwa blooming C. polykrikoides terjadi ketika konsentrasi nitrat dan ammonium <2 µM, tetapi tingkat N organik yang tinggi (>20 µM). Penambahan bahan-bahan N (ammonium, asam glutamat, nitrat, atau urea) selama blooming, secara signifikan akan meningkatkan produktivitas primer antar fitoplankton berukuran mikro (>20 µm) dan secara signifikan meningkatkan pertumbuhan bersih C. polykrikoides.
Sehubungan dengan keberadaan kelompok fitoplankton lainnya, maka untuk mencapai blooming, penambahan bahan-bahan N disarankan  ketika N terbatas. Hal ini disebabkan N merupakan faktor pembatas di perairan estuari New York (serta perairan laut pada umumnya), dan C. polykrikoides  memiliki kemampuan dalam memanfaatkan N dalam kondisi terbatas tersebut.
Pertumbuhan kultur C. polykrikoides pada asam glutamat menunjukkan hasil yang lebih cepat dibandingkan pertumbuhan kultur pada urea, ammonium, dan nitrat. Hasil dari pengamatan tersebut mengindikasikan bahwa nitrogen berpengaruh secara kuat terhadap blooming C. polykrikoides dan alga ini secara nutrisi bersifat fleksibel, memiliki kemampuan beradaptasi untuk membedakan jenis nutrien dan memanfaatkan berbagai bentuk campuran N diatas rentang konsentrasi untuk membentuk proses blooming. Pertumbuhan yang cepat dari C. polykrikoides pada asam glutamat dapat juga berkaitan dengan pemanfaatan karbon organik dari bahan tersebut (Gobler et al. 2012).

Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan percobaan di laboratorium, C. polykrikoides  diketahui memiliki kemampuan untuk tumbuh dengan cepat pada perairan dengan memanfaatkan keberadaan N organik dan N organik. Kepadatan C. polykrikoides  berhubungan erat dengan konsentrasi nitrogen organik terlarut (DON), terutama pada saat kondisi nitrogen anorganik (DIN) rendah.

Referensi
Gobler CJ, A Burson, F Koch, Y Tang, MR Mulholland. 2012. The Role of Nitrogenous Nutrients in the Occurrence of Harmful Algal Blooms Caused by Cochlodinium polykrikoides in New York Estuaries (USA). Journal Harmful Algae 17: 64–74.
Livingston RJ. 2001. Eutrophication Processes in Coastal System: Origin and Succession of Plankton Blooms and Effect on Secondary Production in Gulf Coast Estuaries. Florida: CRC Press. 327 hal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar